LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOROSI
LAPORAN PRAKTIUKUM KIMIA
Nama Kelompok:
Yogi
Prasetyo (1920201075)
PROGRAM STUDI TEKNIK
ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
LANCANG KUNING
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah SWT, karena atas izin-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini kami susun berdasarkan data dari hasil praktikum yang kami lakukan
beberapa waktu lalu dan berbagai sumber yang kami dapatkan dan mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi
sebuah karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk Laporan ini.
Korosi dapat diartikan
sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan. Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang
teroksidasi disebut dengan karat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca atau pun untuk teman-teman yang akan melakukan praktikum dengan tema
yang sama.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini sangat banyak
kekurangannya,karena pengetahuan yang kurang luas, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat kami harapkan agar
dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Terima kasih.
Pekanbaru, 18 Desember 2019
DAFTAR ISI
COVER........................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................... 3
BAB I.......................................................................... 4
BAB II......................................................................... 5
BAB III.........................................................................9
BAB IV.........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................13
LAMPIRAN................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam bahasa
sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Korosi ini sebenarnya merupakan
peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk
oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang
terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga
mengalami korosi. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
B. Tujuan Percobaan
-Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi.
-Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya.
C. Manfaat Percobaan
-Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
-Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Korosi
Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu logam dengan berbagai zat
di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam
umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai
anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) +
2e
Elektron yang dibebaskan di anode
mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana
oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e
<--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode
selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa
oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan
logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai
serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi
adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya,
bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi oksida atau
besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang
digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut
akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan
membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi
sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida,
karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensialterhadap elektroda
lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
B.
Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1.
Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat
pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi)
terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik
maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan
korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang
terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik
yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri,
bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada
suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara.
2.
Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau
baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan
penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air.
Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi
terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini
didasarkan pada dua sifat tersebut.
a. Mengecat.
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi
dengan udara dan air.
b. Melumuri
dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin.
Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
c. Dibalut
dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
d. Tin
plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut
electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi
timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan
air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah
justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi
dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
e. Galvanisasi
(pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang
lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi
dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu
mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial
reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink
akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian,
besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
f. Cromium
plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.
g. Sacrificial
protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif
(berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini
digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB III
METODOLOGI DAN HASIL PRAKTIKUM
A. Alat
dan bahan:
· 5 buah wadah bening
· Paku
Bahan :
· Air
· Larutan Garam
· Minyak Tanah
· Air Sabun
· Cuka
B. Langkah
Kerja
1. Masukkan
paku dalam tiap-tiap tabung/ yang berisi : air, larutan asam cuka, larutan
sabun, larutan garam dapur, dan minyak tanah
2. Diamkan
selama satu minggu. Amati tingkat korosi yang terjadi setiap hari.
3. Dari
pengamatan yang anda lakukan, simpulkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
korosi.
4. Prediksikan. Jika ada pagar besi yang dipasang di daerah pantai dan di daerah pegunungan, manakah pagar besi yang lebih mudah berkarat? Jelaskan alasannya !
Tabel Pengamatan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari percobaan yang
telah dilakukan, kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat dan paling berkarat
adalah paku yang berada di wadah yang berisi larutan cuka. Hal ini karena
perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh tingginya tingkat keasaman pada
cuka. Kemudian diurutan kedua yang berkarat sampai hari ke-7 adalah paku yang
berada di botol yang berisi larutan garam dan air. Hal ini jelas menunjukkan
bahwa kombinasi antara air dan garam akan memberikan efek berkarat. Paku pada
larutan sabun dan minyak tanah tidak mengalami perubahan dari awal percobaan
hingga hari ke tujuh.
Jika ada pagar besi yang dipasang di
daerah pantai dan di daerah pegunungan, manakah pagar besi yang lebih mudah
berkarat?
Pagar besi yang di pasang di daerah
berpantai akan lebih mudah berkarat di karenakan uap air hasil penguapan air
laut mengandung garam.
DAFTAR PUSTAKA
Said, Z. (2017). Contoh
Makalah Korosi Pada Paku LAPORAN PRAKTIKUM “KOROSI PADA PAKU.” Retrieved
December 18, 2019, from http://zulfitrianisaid.blogspot.com/2017/11/contoh-makalah-korosi-pada-paku.html
Komentar
Posting Komentar