Tugas sejarah:JEJAK SEJARAH PADA TRADISI LISAN
JEJAK SEJARAH PADA TRADISI LISAN
1.FOLKLOR
A. Pengertian Folklor
Folklor sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang
pada zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam
masyarakat Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan
agama masing-masing telah mengembangkan folklornya sendiri-sendiri sehingga di
Indonesia terdapat aneka ragam folklore.Folklor ialah kebudayaan
manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk
lisan maupun gerak isyarat.Dapat juga diartikan Folklor adalah adat-istiadat
tradisonal dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, dan tidak
dibukukan merupakan kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun
menurun.
Kata folklor merupakan pengindonesiaan dari bahasa Inggris. Kata tersebut merupakan
kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar yaitu folk dan lore.
Menurut Alan Dundes kata folk
berarti sekelompok orang yang
memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat
dibedakan dari kelompok-kelompok sosial lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara
lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf
pendidikan, dan agama yang sama. Namun, yang lebih penting lagi adalah bahwa
mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu kebudayaan yang telah mereka warisi
secara turun-temurun, sedikitnya dua generasi, yang telah mereka akui sebagai
milik bersama. Selain itu, yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki
kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. Kata lore merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian
kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). Dengan
demikian, pengertian folklor
adalah bagian dari kebudayaan
yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan
maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.
B. Ciri-ciri folklore
Agar dapat membedakan antara
folklor dengan kebudayaan lainnya, harus diketahui ciri-ciri utama folklor.
Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
(a) Penyebaran
dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari
mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
(b) Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.
(c) Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.
(d) Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya.
(e) Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
(f) Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.
(g) Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
(h) Menjadi milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu.
(i) Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur.
(b) Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.
(c) Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.
(d) Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya.
(e) Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
(f) Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.
(g) Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
(h) Menjadi milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu.
(i) Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur.
C.Jenis-jenisFolklor
Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor Amerika Serikat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.
Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor Amerika Serikat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.
1) Folklor Lisan
Merupakan folkor yang bentuknya murni
lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan.
Folkor jenis ini terlihat pada:
(a) Bahasa rakyat adalah bahasa
yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat
atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari.
Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan.
(b) Ungkapan tradisional adalah
kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya
mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti, peribahasa, pepatah.
(c) Pertanyaan tradisional (teka-teki).
Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung
satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.
(d) Puisi rakyat adalah
kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat
kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, mengganggu orang
lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
(e) Cerita prosa rakyat,
merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke
mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
(f) Nyanyian rakyat, adalah
sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian
atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan
hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat
manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari berbagai daerah.
Folklor lisan cerita
rakyat
2) Folklor Sebagian Lisan
Merupakan
folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor
ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian
lisan, adalah:
(a) Kepercayaan rakyat (takhyul),
kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika karena tidak bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan praktek
(kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
(b) Permainan rakyat, disebarkan
melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan orang dewasa. Contoh:
congkak, teplak, galasin, bekel, main tali,dsb.
(c) Teater rakyat
(d) Tari Rakyat
(e) Pesta Rakyat
(f) Upacara Adat yang
berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama ataupun
kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai
ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan
perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
Folklor
sebagian lisan dari riau.
3) Folklor Bukan Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi
cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk
materiil(artefak). Yang termasuk dalam folklor bukan lisan:
(a) Arsitektur
rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci),Arsitektur merupakan sebuah
seni atau ilmu merancang bangunan.
(b) Kerajinan
tangan rakyat, Awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu
senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.
(c) Pakaian/perhiasan
tradisional yang khas dari masing-masing daerah
(d) Obat-obatan
tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
(e) Masakan
dan minuman tradisional
Arsitektur
rumah adat di indonesia
D. Fungsi
Folklor
Adapun fungsi folklor, yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif.
b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
c. Sebagai alat pendidik anak.
d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.
Adapun fungsi folklor, yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif.
b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
c. Sebagai alat pendidik anak.
d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.
2.MITE DAN MITOLOGI
a. Pengertian Mitos/MITE
Mitos atau
mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau
makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa
lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah
cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya
tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi,
mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang
diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos
juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah
perang mereka dan sebagainya.
b. Contoh-contoh Mitos
begitu banyak contoh-contoh mitos yang ada di
dindonesia. karena kita tahu sendiri bahwa memang Mitos sangat berhubungan
dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep
dongen suci. ini adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia.
1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias
(Sumatra Utara)
2. Cerita barong di Bali.
3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India
oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
4. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
5. Cerita Joko Tarub
6. Cerita Dewi Nawangwulan
7. Dan lain sebagainya.
NYI RORO KIDUL CONTOH MITOS DI
INDONESIA BURUNG ENGGANG SIMBOL DEWA
LANGIT
MITOLOGI
Istilah Mitologi telah dipakai sejak abad
15, dan berati “ilmu yang menjelaskan tentang mitos”. Di masa sekarang,
Mitologi menurutKamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah ilmu tentang bentuk
sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan Dewa dan
makhluk halus di suatu kebudayaan. Menurut pakarnya, Mitos tidak boleh
disamakan dengan fabel, legenda,cerita rakyat, dongeng, anekdot atau kisah
fiksi. Mitos dan agama juga berbeda, namun meliputi beberapa aspek.
Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Tidak seperti mitologi, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak dinggap sebagai suatu yang suci yang dipercaya kebenarannya. Sedangkan legenda, meskipun kejadiannya dianggap benar, pelaku-pelakunya pada legenda adalah manusia bukan dewa dan monster seperti pada mitologi. Satu dari sekian banyaknya fungsi mitologi, yang paling utama adalah untuk menciptakan sebuah model untuk sebuah kebiasaan.
Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Tidak seperti mitologi, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak dinggap sebagai suatu yang suci yang dipercaya kebenarannya. Sedangkan legenda, meskipun kejadiannya dianggap benar, pelaku-pelakunya pada legenda adalah manusia bukan dewa dan monster seperti pada mitologi. Satu dari sekian banyaknya fungsi mitologi, yang paling utama adalah untuk menciptakan sebuah model untuk sebuah kebiasaan.
3.LEGENDA
Legenda (bahasa
Latin: legere)
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap
sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian,
karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh
berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan
sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan
terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklorMenurut Buku Sari Kata
Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu berkaitan dengan
peristiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat. Contohnya: Sangkuriang dan
Batu MenangisMenurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh
beberapa penduduk setempat benar-benar
terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan
mite. Dalam KBBI 2005, legenda adalah
cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan
yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda
adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap
benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda
adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu
hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
B. Ciri-Ciri Legenda
Legenda
merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut.
1)Oleh
yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh- sungguh
pernah terjadi.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
C. Jenis-Jenis Legenda
Legenda dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu
legenda keagamaan, legenda alam gaib, legenda perseorangan, dan legenda
setempat.
1. Legenda Keagamaan
Legenda yang ceritanya berkaitan dengan
kehidupan keagamaan disebut dengan legenda keagamaan. Legenda ini misalnya
legenda tentang orang- orang tertentu. Kelompok tertentu misalnya cerita
tentang para penyebar Islam di Jawa. Kelompok orang-orang ini di Jawa dikenal
dengan sebutan walisongo. Mereka adalah manusia biasa, tokoh yang memang
benar-benar ada, akan tetapi dalam uraian ceritanya ditampilkan sebagai
figur-figur yang memiliki kesaktian. Kesaktian yang mereka miliki digambarkan
di luar batas-batas manusia biasa.
Sebutan wali songo ada yang menafsirkan bukan berarti sembilan dalam arti jumlah, tetapi angka sembilan itu sebagai angka sakral. Penafsiran ini didasarkan pada kenyataan adanya para tokoh penyebar Islam yang lainnya. Mereka berada di tempat-tempat tertentu. Masyarakat setempat biasanya memandang tokoh tersebut kedudukannya sama atau sederajat dengan tokoh wali yang sembilan orang. Tokoh-tokoh tersebut seperti Syekh Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Sunan Geseng, Ki Pandan Arang, Pangeran Panggung, dan lain-lain.
Sebutan wali songo ada yang menafsirkan bukan berarti sembilan dalam arti jumlah, tetapi angka sembilan itu sebagai angka sakral. Penafsiran ini didasarkan pada kenyataan adanya para tokoh penyebar Islam yang lainnya. Mereka berada di tempat-tempat tertentu. Masyarakat setempat biasanya memandang tokoh tersebut kedudukannya sama atau sederajat dengan tokoh wali yang sembilan orang. Tokoh-tokoh tersebut seperti Syekh Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Sunan Geseng, Ki Pandan Arang, Pangeran Panggung, dan lain-lain.
2) Legenda Alam Gaib
Bentuk kedua yaitu legenda alam gaib. Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhyul” atau kepercayaan rakyat. Jadi, legenda alam gaib adalah cerita-cerita pengalaman seorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya.
Contoh legenda alam gaib misalnya, di Bogor Jawa Barat ada legenda tentang mandor Kebun Raya Bogor yang hilang lenyap begitu saja sewaktu bertugas di Kebun Raya.Menurut kepercayaan penduduk setempat, hal itu disebabkan ia telah melangkahi setumpuk batu bata yang merupakan bekas-bekas pintu gerbang Kerajaan Pajajaran. Pintu gerbang itu, menurut kepercayaan penduduk setempat, terletak di salah satu tempat di kebun raya. Tepatnya tidak ada yang mengetahui. Oleh karenanya, penduduk disana menasihati para pengunjung Kebun Raya, agar jangan melangkahi tempat antara tumpukan-tumpukan batu bata tua, karena ada kemungkinan bahwa di sanalah bekas pintu gerbang kerajaan zaman dahulu itu. Jika kita melanggarnya, maka kita akan masuk ke daerah gaib dan tidak dapat pulang lagi ke dunia nyata.
Bentuk kedua yaitu legenda alam gaib. Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhyul” atau kepercayaan rakyat. Jadi, legenda alam gaib adalah cerita-cerita pengalaman seorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya.
Contoh legenda alam gaib misalnya, di Bogor Jawa Barat ada legenda tentang mandor Kebun Raya Bogor yang hilang lenyap begitu saja sewaktu bertugas di Kebun Raya.Menurut kepercayaan penduduk setempat, hal itu disebabkan ia telah melangkahi setumpuk batu bata yang merupakan bekas-bekas pintu gerbang Kerajaan Pajajaran. Pintu gerbang itu, menurut kepercayaan penduduk setempat, terletak di salah satu tempat di kebun raya. Tepatnya tidak ada yang mengetahui. Oleh karenanya, penduduk disana menasihati para pengunjung Kebun Raya, agar jangan melangkahi tempat antara tumpukan-tumpukan batu bata tua, karena ada kemungkinan bahwa di sanalah bekas pintu gerbang kerajaan zaman dahulu itu. Jika kita melanggarnya, maka kita akan masuk ke daerah gaib dan tidak dapat pulang lagi ke dunia nyata.
Contoh lainnya
yaitu kepercayan terhadap adanya hantu, gendruwo, sundel bolong serta nyi
blorong.
3. Legenda Perorangan
Legenda perseorangan merupakan cerita
mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di
Indonesia legenda semacam ini banyak sekali.misalnya Sabai nan Aluih dan
Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung
Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah,
Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.
Lutun kasarung contoh Legenda perseorangan
4) Legenda
lokal/Setempat
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.
Sangkuriang legenda setempat
4.DONGENG
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan
kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung
makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga
merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian
diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah
dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung
cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah
dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan
penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang
sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya
bernama Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil
sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti
sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah
ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi tokoh para hewan disebut dengan
fabel.
Unsur-unsur Dongeng
Menurut Kak
Andi Yudha (dalam Jasmin Hana, 2011 :43-46) dalam sebuah dongeng terdapat
unsur-unsur penting yang meliputi alur, tokoh, latar, dan tema. Dongeng yang
bermutu memiliki perkembangan yang memadai pada keempat unsur tersebut. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
- Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.
- Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa di dalam dongeng.
- Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan dimana dan kapan kejadian-kejadian di dalam dongeng.
- Tema adalah makna yang terkandung di dalam sebuah dongeng.
Jenis-jenis Dongeng
Cerita dalam sebuah dongeng dapat
mempengaruhi minat anak untuk membacanya, karena setiap anak mempunyai selera
yang berbeda-beda dalam diri mereka.
Poerdarminto
(dalam Eka Ratnawati, 2010: 17-18) membedakan dongeng menjadi 5 macam dilihat
dari isinya. Kelima macam dongeng tersebut, yaitu :
· Dongeng
yang lucu
“Menimbulkan tertawa” jadi dongeng yang lucu adalah cerita yang berisikan kejadian lucu yang terjadi pada masa lalu. Cerita dalam dongeng lucu dibuat untuk menyenangkan atau membuat tertawa pendengar atau pembaca.
·
Fabel
Fabel
|
“Cerita pendek
berupa dongeng, mengambarkan watak dan budi manusia yang diibaratkan pada
binatang”.
Fabel digunakan untuk pendidikan moral, dan kebanyakan fabel menggunakan tokoh-tokoh binatang, namun tidak selalu demikian. Disamping fabel menggunakan tokoh binatang ada yang menggunakan benda mati.
Jadi fabel merupakan cerita pendek atau dongeng yang memberikan pendidikan moral yang menggunakan binatang sebagai tokohnya.
Fabel digunakan untuk pendidikan moral, dan kebanyakan fabel menggunakan tokoh-tokoh binatang, namun tidak selalu demikian. Disamping fabel menggunakan tokoh binatang ada yang menggunakan benda mati.
Jadi fabel merupakan cerita pendek atau dongeng yang memberikan pendidikan moral yang menggunakan binatang sebagai tokohnya.
Legenda
“Cerita dari zaman dahulu yang bertalian dengan peristiwa-peristiwa sejarah”. Menurut sarikata Bahasa Indonesia (2007: 21) legenda adalah: “Cerita yang isinya tentang asal-usul suatu daerah”.
Legenda baik sekali digunakan untuk pendidikan di kelas-kelas rendah Sekolah Dasar untuk mengajarkan konsep-konsep.
Jadi legenda merupakan cerita dari zaman dahulu yang merupakan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan suatu tempat atau peristiwa yang baik digunakan dalam pendidikan dasar.
Sage
“Cerita yang mendasar peristiwa sejarah yang telah bercampur dengan fantasi rakyat”, sedangkan menurut sari kata Bahasa Indonesia (2007: 20) sage yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sage merupakan cerita dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
“Cerita yang mendasar peristiwa sejarah yang telah bercampur dengan fantasi rakyat”, sedangkan menurut sari kata Bahasa Indonesia (2007: 20) sage yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sage merupakan cerita dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
Mite
“Cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya”.
Sedangkan menurut Sarikata Bahasa Indonesia (2007: 20) mite didefinisikan sebagai: “dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat”.
Jadi mite merupakan cerita tentang kepercayaan suatu masyarakat yang diyakini oleh masyarakat tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
“Cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya”.
Sedangkan menurut Sarikata Bahasa Indonesia (2007: 20) mite didefinisikan sebagai: “dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat”.
Jadi mite merupakan cerita tentang kepercayaan suatu masyarakat yang diyakini oleh masyarakat tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
5.UPACARA
UPACARA
Selain melalui mitologi dan legenda, cara yang dapat dilakukan untuk mengenal kesadaran sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan yaitu melalui upacara. Upacara yang dimaksud bukanlah upacara dalam pengertian upacara yang secara formal sering dilakukan, seperti upacara penghormatan bendera. Melacak melalui upacara, yaitu upacara yang pada umumnya memiliki nilai sakral oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
Selain melalui mitologi dan legenda, cara yang dapat dilakukan untuk mengenal kesadaran sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan yaitu melalui upacara. Upacara yang dimaksud bukanlah upacara dalam pengertian upacara yang secara formal sering dilakukan, seperti upacara penghormatan bendera. Melacak melalui upacara, yaitu upacara yang pada umumnya memiliki nilai sakral oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada
aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis
upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara
perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku. Upacara adat adalah
suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah.
Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri-sendiri, seperti
upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan sebagainya.
Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenar- nya juga tidak lepas dari unsur
sejarah.
6.LAGU
Lagu dalam
pengertian ini adalah nyanyian yang telah lama ada dan berkaitan dengan lagu
lagu yang dinyayikan oleh rakkyat kecil sehingga di sebut nyayian rakyat(folksong).
Persebaran nyayian rakyat lebih luas daripada lagu
lagu lain dan umurnya pun lebih panjang.hal ini di sebabkan penyebaranya melalui
tradisi lisan.
Fungsi nyanyian rakyat:
a. Pelipur lara.
b. Nyayian jenaka.
c. Nyayian
pengiring permainan anak-anak.
d. Nyayian
pengiring tari-tarian.
e. Nyayian untuk
pengantar tidur.
f. Pembangkit
semangat.
g. Pemelihara
sejarah setempat dan klan.
h. Sumber
penulisan sejarah.
i. Sebagai protes
sosial mengenai ketidakadilan dalam masyarakat
TENTANG:
JEJAK SEJARAH PADA TRADISI LISAN
NAMA KELOMPOK:
1.YOGI PRASETYO
2.SAMSUL MUCARIF
3.NANANG KUSMAWAN
4.ABDUL MALIK
5.AGUS LESTARI
Komentar
Posting Komentar